Kelurahan Tunjungsekar Kecamatan Lowokwaru
Blog Kantor Kelurahan Tunjungsekar Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
Selamat Datang di Blog Kami
Selamat Datang di Blog Kami
Minggu, 06 Februari 2011
Kamis, 11 November 2010
Tanaman obat keluarga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.[1] Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.[1] Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.[1] Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual.[1] Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.[1]
Sejarah
Mesir kuno
Pada jaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawanguntuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.[2] Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno.[2] Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers).[3] Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal.[2]
Yunani kuno
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica.[3] Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal.[2] Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.[2]
Cina
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu.[4] Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu.[4] Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Handitemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra.[4] Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.[4]
Inggris
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri.[2] Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat.[2] Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama danritual mereka.[2] Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan.[2] Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman.[2] Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649.[2] Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah.[2] Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan.[2] Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.[2]
Indonesia
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.[3] Pada pertengahan abad ke XVIIseorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.[3] Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus.[3] Pada tahun 1888didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan.[3] Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin
Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)
Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.[5]
Daun
No. | Nama Tanaman | Khasiat dan Manfaat |
1. | ||
2. | ||
3. | Belimbing | Mengobati tekanan darah tinggi |
4. | Mengobati panas dalam dan demam | |
5. | Mengobati kurang darah | |
6. | ||
7. | Mengobati batuk dan sariawan | |
8. | ||
9. | ||
10. | ||
11. | ||
12. | Jintan (Coleus amboinicus) | Mengobati batuk, mules, dan sariawan |
13. | Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri) | |
14. | ||
15. | Mengobati penyakit gonorrhoe | |
16. | Bersifat diuretik | |
17. | Bersifat diuretik | |
18. | ||
19. | Sebagai obat mencret dan kumur | |
20. | Bersifat astringensia | |
21. | Mengobati mencret |
Batang
No. | Nama Tanaman | Khasiat dan Manfaat |
1. | ||
2. | Mengobati asma | |
3. | Obat perut kembung | |
4. | ||
5. | Obat radang selaput lendir saluran kemih | |
6. | Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur | |
7. |
Buah
No. | Nama Tanaman | Khasiat dan Manfaat |
1. | Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaanmerokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil | |
2. | ||
3. | Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak | |
4. | ||
5. | Obat radang selaput lendir saluran kemih | |
6. | Obat antikembung |
Biji
No. | Nama Tanaman | Khasiat dan Manfaat |
1. | ||
2. | ||
3. | Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita | |
4. | ||
5. | Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan | |
6. | Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes) |
Akar
No. | Nama Tanaman | Khasiat dan Manfaat |
1. | Pepaya (Carica papaya L.) | Obat cacing |
2. | Obat diuretik | |
3. |
Umbi atau rimpang
No. | Nama Tanaman | Khasiat dan Manfaat |
1. | Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh | |
2. | ||
3. | Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak | |
4. | ||
5. | Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare | |
6. | ||
7. | Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh | |
8. | ||
9. | obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar peredaran darah | |
10. | Obat untuk memperlancar air seni (diuretik |
Gambar Berbagai Jenis Tanaman Obat TradisionalFaktor peningkatan penggunaan tanaman obat
Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:[6]
1. Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.[6]
3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuantradisional.
Perawatan tanaman obat
Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat.[7]. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum.[7] Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.[7] Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida.[7] Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan.[7] Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia.[7] Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik.[7] Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman.[7] Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun.[7] Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.[7]
Langganan:
Postingan (Atom)